Sabtu, 18 Juli 2009

My Fonsi is gone ! ='(

hiks hiks
setelah bertahan beberapa minggu dirumah, akhirnya anjing berwarna hitam putih berumur kira-kira 6 bulan yang datang tak dijemput dan pulang tak diantar akhirnya pergi juga dari rumah..
anjing itu kuberi nama "Fonsi"
hiks hiks

Mungkin sekitar 3 minggu yang lalu seekor anjing datang mengendap-endap lewat pagar rumahku yang cukup renggang besi-besinya. Aku tidak tau kapan tepat datangnya, tapi lewat saksi mata dirumah ( Bang Udin, yg jaga rumah) anjing kecil itu datang setelah adzan Maghrib berkumandang.. (mungkin dia shalat jamaah dulu di masjid biar dapat ridho: rumah mana yang majikannya baek.. )

HARI itu aku pulang agak larut malam (pk.22.30wib) dengan muka yang sumringah setelah menutup pagar rumah, Bang Udin datang menghampiriku dan berkata " Tuh mbak ada anjing kecil dipojokan" dengan gaya sedikit budeg aku bertanya "Hah, anjing kecil, MANA?" lalu bang udin mengantarku ke sudut rumah tempat motor vespa di parkir.

YA itu dia
ada anjing kecil yang malu-malu sambil duduk melingkar menatapku. dengan semangatnya aku langsung memegang anjing kecil itu dan mengelus-elusnya. Anjing itu terlihat ketakutan. badannya gemetar lalu tiba-tiba pipis saat itu juga .

Serasa milik anjing sendiri langsung saja kuberi dia makan. Nasi dicampur daging yang ada di meja makan rumah. Dengan malu-malu mau anjing itu terus mengendus - endus makanan itu tapi tidak berani makan. Karena gregetan, aku sodorkan saja kepalanya ke nasi campur daging tsb. dan YAK berhasil. Akhirnya anjing tersebut makan dengan lahapp

AKU senang sekali ada anjing dirumah. karena setahuku anjing itu adalah binatang paling setia. Aku berniat akan memeliharanya. Sekejap saja aku pikirkan namanya. Awalnya terselibat nama: 1. doggy (akh biasa banget)
2. blacky ( biasa jugaa)
3. darky (kan gelap anjingnya, tapi kalo dipikir-pikir ntar banyak daki.. jelek ah)
4. anthony (hhe, dulu pnya kucing namanya ini, mirip, bulunya item juga, tapi pas diliat ternyata anjing ini berjenis kelamin betina jadi gak jadi)

Akhirnya aku dapatkan nama yang bagus dan elegan..
Ya, Fonsi namanya..
Fonsi artinya foundling and shinny
karena anjing kecil ini ditemukan dan memberikan kecerahan padaku. hehe
ceritanya hari itu aku lagi suntukk tukk tukk banget
tapi lupa karena apa. yang jelas pas datang kerumah dan melihat anjing itu suntuknya langsung hilang.. wow MAGIC..

HARI-HARI dilewati bersama Fonsi.
anjing ini begitu gembira. Semakin lama semakin dekat dan sering mengajak bermain. Fonsi juga begitu pintar. Suka mengangkat tangan sendiri dan mengajak salaman (padahal gak ada yang ngajarin) aku senang betul ada temannya dirumah yang sepi ini ketika bangun pagi atau ketika pulang kerumah setelah capek beraktifitas..

TAK lupa aku belikan makanan anjing di toko-toko binatang terdekat, ku belikan tulang khusus anjing dan berbagai makanan kuberikan stiap harinya.
Terkadang aku suka ajak ngobrol bersama ketika aku ingin curhat.. sambil melihatku tak mengerti ia mendekat dan berdiri dengan dua kaki diangkat minta di elus-elus. . sungguh anjing yang pintar dan membuatku tersenyum =)

SAMPAI akhirnya suatu hari orangtuaku melarang akan adanya anjing dirumah. Sebenarnya sudah dari lama memang aku tidak boleh pelihara binatang kecuali burung, ikan, kura-kura atau toke' ( toke'nya udah beranak pula, bukan di pelihara tapi emang tinggalnya di halaman belakang)

Berbagai cara dan diplomasi agar anjing itu tetap bertahan dirumah. Tapi tetap saja.. "pokonya tidak ada anjing dirumah! nanti itu airliurnya najis, eek' nya dimana-mana, trus pipisnya bau (emang ada pipis yang wangi ya?), dan berbagai spekulasi yang lain agar tidak boleh memelihara anjing dirumah.

AKHIRNYA aku menyerah.
toh juga memang aku tinggal masih bersama orangtua, berarti harus patuh dan berbakti kepada mereka. Yasudah akhirnya ditentukanlah pada tanggal 18 Juli 2009 anjing tersebut sudah harus keluar dari rumah.

YA itu hari ini.
dari kemarin telpon dari mama sudah berdering. Mama selalu mengontrol keberadaan anjing itu sudah dibuang atau belum. Karena tidak tega buang di sembarang tempat (malah ada yang bersedia membeli, tapi kasak-kusuk ternyata untuk disate.. oooh tidaak) akhirnya siang tadi aku mepersiapkan kepergiannya.

Dari sejak tadi pagi aku tidak memberinya makan. Mobil aku lapisi koran bagian bawah dan tempat duduk depan. Tali tambang aku kaitkan di kepalanya.

NAMUN Fonsi sudah ada feeling sepertinya. ia tak mau diikatkan tali dikepalanya lalu setelah aku berhasil dia langsung murung. akhirnya aku paksa masuk ke dalam mobil. Fonsi meronta-ronta seakan berakata "Tidaaaak"

Padahal sudah aku pancing dengan makanan di dalam mobil. Mungkin karena Fonsi anjing pintar dan anjing pintar tidak terlena hanya dengan nafsu bodoh sesonggok makanan.

Akhirnya aku berhasil. Menggendongnya ke dalam mobil. Di dalam perjalanan Fonsi tetap tidak mau makan. Hanya bermuram durja sambil sekali-kali melihat keadaan diluar jendela dan kemudian kembali menelungkup. Diperjalanan aku mengelus-elus kepalanya.

Tujuanku adalah Ragunan. bukan Kebun Binatang Ragunan tapi disana ada Pondok Pengayoman Satwa. Aku pernah tau disana ada tempat menampungan binatang khususnya anjing dan kucing.

Sesampai disana Fonsi sudah mabok. Tanda-tanda mabok adalah airliur yang kian deras keluar dari mulutnya. hiii jyjay sih. tapi sudah dilapisi koran dan mau gimana lagi. Aku keluar dari mobil dan menuju loket. Aku pun bertanya bagaimana kalau aku menyerahkan seekor anjing. Dengan tdk ragu-ragu orang yang bertugas menerima atau tidaknya mengatakan "Wah masih belum bisa ,masih waiting list mbak"

Buset. Waiting list?

Kayak mau makan di resto Sushi Tei aja pake waiting list.
"Brapa orang mbak waiting listnya" tanyaku
"Sekitar 100 orang lebih mbak" jawab wanita penjaga loket itu.
"Yah jadi gimana donk mbak? kira-kira saya buang kemana ya? saya gak tega kalo buang di sembarang tempat"
"Saya juga kurang tau tuh mbak bisa buang dimana" jawab wanita tersebut tidakmau ikut bertanggung jawab
"Ogitu ya.. " jawabku pasrah

Sambil dengan perasaan kecewa aku kembali ke mobil. Aku masih bingung mau dikemanakan Fonsi ini? terlihat Fonsi sudah sedikit sembuhan dari maboknya. Kemudian selagi aku memandanginya diluar mobil beberapa orang yang perduli dari Pondok Satwa itu menghampiriku dan bertanya tentang anjing itu. Mereka ingin melihat anjing itu dan mencoba mencarikan tempat yang layak untuk Fonsi. Beberapa kali mereka menelpon rekannya siapa tahu ada yang bersedia menampung.

Namun apa daya. Tidak ada hasil.
dengan segenap terimakasih sudah mau membantu aku kembali ke dalam mobil dan berfikir kemana aku akan membuangnya. Akhirnya aku memutar arah dan menyetir ke arah belakang pondok satwa dan rumah sakit satwa itu. Disana ada lapangan dan jalan setapak. Sambil memutar-mutar tidak jelas karena beberapa kali ada orang lewat takut ketahuan mau membuang anjing.

Akhirnya aku berhenti disebuah jalan yang agak sepi. Ketika mobil sudah berhenti tiba-tiba terdengar suara "huek" oooo myyy gooddd Fonsi mabok mobil! dan muntah seketika di dalam mobil ku =(

Sial ! dasar anjing kampung. Memang berbeda dengan anjing-anging import lainnya yang kalau aku liat di televisi mereka begitu asyik dan menikmati perjalanan di dalam mobil bersama magicannya. . yah apa mau dikata. Untung sudah di lapisi koran tebal agar tidak tembus ke jok mobil.

Akhirnya dengan rasa kasihan yang kutahan aku membuka tali di lehernya dan memberanikan diri mengeluarkanya dari mobil. Ketika itu juga Fonsi langsung ngumpat di balik semak belukar yang ada disana dan terus bermuram durja. Tapi sekali lagi aku meyakinkan diriku : AKU HARUS TEGA.

DENGAN rasa penuh bersalah aku tancap gas dan langsung pergi meninggalkan TKP tersebut.
Perjalanan kerumah dipenuhi oleh bayang-bayang Fonsi. Sedang apakah dia? Apakah dia bisa mendapatkan makanan? Apa dia akan selamat? Apa ia akan terhindar dari orang-orang iseng?

SEMOGA saja tempat aku membuang Fonsi adalah tempat terbaik yang akan ia lanjutkan kehidupan selanjutnya. Tempat terbaik untuk dia menjadi anjing dewasa yang pintar. Tempat terbaik untuk dia mempunyai keturunan nanti (Fonsi betina)

PAS aku sampai dirumah, rasa haru tak tertahankan ketika melihat tempat makan Fonsi yang berwarna merah tergeletak disudut dekat pintu masuk rumah. Tempat dimana Fonsi menungguku keluar dari dalam rumah atau menungguku pulang kerumah. Ketika ia menyambutku datang dengan mengibas-ibaskan buntutnya. Beridiri dengan dua kaki terangkat karena ingin mngajaku bermain, atau mengejar aku yang sedang terburu-buru hendak pergi serta kenangan lain yang tak terlupakan bersama Fonsi.

Hingga saat ini pun rasa sedihku belum juga sirna. Sambil mengetik cerita ini, rasa ingin menitikan airmata terus aku tahan mengingat Fonsi yang entah berantah bagaimana keadannya.

Berjuanglah Fonsi.
Semoga orang baik datang kepadamu ya.

='(

1 komentar:

  1. turut sedih buat kepergian Fonsi..

    anyway, makasih ya dah mampir ke blog gw, boleh kok klo mau tukeran link, tapi add dulu ya, ntar gw add balik.. ^^

    *mau komen di cbox tapi ngga bisa, cbox-nya cm kelihatan separuh.. T_T

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...